File ORTHOPAEDIC TRAUMA: PRE-HOSPITAL EMERGENCY MANAGEMENT (lecture) dapat dibuka pada link di bawah ini:
ORTHOPAEDIC TRAUMA: PRE-HOSPITAL EMERGENCY MANAGEMENT (lecture)
Thursday, June 9, 2016
BEBERAPA PETUNJUK PELAYANAN TRAUMA ORTHOPAEDI
Pelayanan
trauma orthopaedi dilakukan oleh dokter ahli bedah orthopaedi dan traumatologi,
perawat, dan ahli rehabilitasi. Mereka memberikan petunjuk (guidline) pada penyembuhan kelainnan
sistem alat gerak tersebut. Tujuan pelayanan kesehatan trauma orthopaedi adalah
membantu pemulihan fungsi sistem gerak secepatnya. Kedisiplinan seorang pasien
trauma orthopaedi merupakan salah satu modal penyembuhan untuk mencapai fungsi
alat gerak yang mengalami lesi akibat trauma menjadi normal atau mengurangi
dampak yang tidak diinginkan. Pasien trauma orthopaedi dan keluarganya dapat
melakukan diskusi atau sharing akan
tindakan tersebut dengan dokter ahli orthopaedi dan traumatologi. Okeh karena
itu:
Friday, April 22, 2016
SEJARAH ILMU BEDAH ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSTAS GADJAH MADA / RS. Dr. SADJITO
Prof. dr.
Armis SpB, SpOT
Setiap
penulisan sejarah selalu unsur subjektivitas penulis tidak dapat dielakkan,
namun pelurusan sangat penting dan utama dengan memberikan masukan atau koreksi
dari teman sejawat lainnya. Penulisan sejarah Orthopaedi FK-UGM ada dua aspek
yang perlu diuarai yaitu riwayat Sub-bagian Bedah Orthopaedi Ilmu Bedah FK-UGM/RS.Dr.
Sardjito dan riwayat berdirinya Pusat Pendidikan Spesialis Bedah Orthopaedi dan
Traumatologi FK-UGM/RS.Dr. Sardjito.
1. Sub-bagian Bedah Orthopaedi Ilmu Bedah
FK-UGM/RS.Dr. Sardjito
Riwayat Sub-bagian Bedah Orthopaedi FK-UGM/RS.Dr.
Sardjito tidak lepas dari riwayat Bagian Ilmu Bedah FK-UGM dan riwayat
berdirinya FK-UGM pada tanggal 5 Maret 1946 dengan nama Pendidikan Tinggi
Kedokeran (PTK) di Klaten dan dekan pertama adalah Prof. Dr Sardjito; sehingga
tanggal tersebut menjadi hari jadi FK-UGM. PTK berjalan dengan pasang surut
yaitu pada tahun 1948 ditutup karena pemberontak PKI dan aksi militer Belanda.
Namun pada tanggal 1 November 1949 PTK atau fakultas kedokteran dipindahkan ke
Jogjakarta dengan menggunakan bangunan keraton Mangkubumen seizin Sri Sultan
Hamengkubowono IX bersama fakultas Farmasi dan Biologi. Pada tanggal 19
Desember 1949 Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi dibuka dan fakultas
kedokteran bergabung dengan UGM sebagai salah satu fakultas serta memberikan pelayanan bedah yang dipimpin oleh
Prof. dr. Salim SpB di tempat tersebut.
Friday, January 8, 2016
SARDJITO SCORING SYSTEM IN OPEN FRACTURES
(Prof.
Armis)
Ada lima variabel
dalam menentukan keparahan fraktur terbuka yaitu:
1. Keparahan kerusakan kulit (skin damage) yang meliputi luas luka dan
kondisi tepi luka
a. Luas luka: less 5 cm, 5-10 cm, and more than 10 cm
b. Kondisi tepi luka: No devitalized edge of wound (contusion), Contused edge of wound or with small area of degloving, and large area of degloving or skin loss or skin avulsion.
a. Luas luka: less 5 cm, 5-10 cm, and more than 10 cm
b. Kondisi tepi luka: No devitalized edge of wound (contusion), Contused edge of wound or with small area of degloving, and large area of degloving or skin loss or skin avulsion.
2. Keparahan kerusakan otot (mucle damage): Simple fracture:
transverse, oblique, spiral, butterfly or with little comminution, total
rupture of one compartment muscle, and muscle defect with extensive muscle
crush. Kerusakan
otot sangat tergantung dengan kerusakan tulang sehingga perlu dinilai dengan x-rays tulang yang mengalami fraktur
3. Keparahan kerusakan tulang (bone damage): Simple fracture:
transverse, oblique, spiral, butterfly or with little comminution, simple
fracture with gross displacement, segmental fracture (Little displaced) or
moderate comminution,
gross
comminution, bone loss/defect
4.
Keparahan
kerusakan pembuluh darah (vascular damage): No neurovascular trauma, isolated or localized
neurovascular trauma, extensive neurovascular trauma
5. Keparahan kontaminasi (contamination): No particle, only
superficial particle, deep particle (+ 1 for public accident or particle is in
medullary canal or open pelvic fractures).
Catatan: bila trauma terkontaminasi dengan tanah/pasir/aliran sungai/got atau
kecelakan berada di laut atau fratur terbuka pelvis maka skor berat (severe) di tambah 1 sehingga berjumlah
16.
Thursday, January 7, 2016
PELVIC INJURY
A-46-year male came to emergency
unit by ambulance with pain on the pelvic area and unable to stand. Four hours
ago he fall and got struck by a big stone while working in sand mining. Patient
was able to communicate and to tell the history of trauma.
Fig. 1 A. AP View of Pelvis
Fig. 2 B. Outlet View of Pelvis
Physical examination: Blood pressure: 100/70, pulse rate
100/minuts, respiration 24. Head, chest, abdominal and urinary system were
normal. Special clinical tests: The right side: Vertcal test was positive and
compression test of the left side was positive. Conclusion the patient was rotational instability of the left
side and vertical instability of the right side of the pelvic.
X-rays showed deformed of the
pelvic ring, bilateral fractures sacroiliac joint, bilateral superior and
inferior of the rami pubic fractures and symphysis diastasis > 2.5 cm. Conclusion
of diagnosis is a rotational and vertical unstable of the pelvic fractures, type
C2 according to Tile classification.
Monday, January 4, 2016
OSTEOPOROSIS PADA LANSIA: TINJAUAN DARI SUDUT PANDANG BEDAH ORTHOPAEDI
(Pidato
Pengukuhan Guru Besar Professor Armis di depan Senat Universtas Gadjah Mada 2005)
Bismillaahir-rohmaanir-rohiim
Assalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barakatuh
Yang terhormat Ketua dan para Anggota Majelis
Wali Amanat
Universitas Gadjah Mada
Yang terhormat Ketua dan para Anggota Majelis
Guru Besar
Universitas Gadjah Mada
Yang terhormat Ketua dan para Anggota Senat
Akademik
Universitas Gadjah Mada
Yang terhormat Rektor, para Wali Rektor Senior,
dan para Wakil Rektor
Universitas Gadjah Mada
Yang terhormat Dekan dan para Wakil Dekan
Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada
Yang terhormat Ketua dan para Anggota Senat
Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada
Yang terhormat para tamu undangan, teman
sejawat, sanak saudara serta handai taulan
Alhamdulillahi Rabbil’alamien, pada kesempatan yang sangat
berbahagia ini marilah pertama-tama kita haturkan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian sehingga
dapat berada di dalam ruang siding Majelis yang Mulia ini dalam keadaan sehat
wal’afiat.
Terima
kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Ketua Majelis Guru Besar,
Rektor, dan Ketua Senat Akademik Universitas Gadjah Mada yang telah memberikan
kehoratan pada diri kami untk mengucapkan pidato pengukuhan berkaitan dengan
pengangkatan kami sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada denga judul:
Osteoporosis pada Lansia:
Tijauan dari sudut Pandang Bedah Orthopaedi
Hadirin yang kami muliakan
Kemajuan
teknologi seiring kemujuan ilmu kedokteran erutama di bidang bioseluler,
pencegahan dan pengobatan serta peningkatan status sosio-ekonomi akan
meningkatkan harapan hidup manusia. Semua orang di dunia mempunyai keinginan
dan selalu berusaha mencegah maupun mengobati penyakit mereka dan selalu berdoa
agar berusia panjang. Keinginan untuk berusia panjang secara individu ini
sangat besar, sesuai dengan Al-Qur’an surat Al-Baqoroh ayat 96 yang berbunyi:
“Walatajidannahum
ahrosonnaasi ‘alaa hayatin (Dan kamu akan mendapai mereka orang-orang loba atas
kehidupan dunia), waminalladziina asyrokuu (Dan juga orang-orang yang
menyekutukan Tuhan), yawaddu ahaduhum (mereka menginginkan dirinys), lauyu’ammaru
alfasanati (seandainya diperpanjang usianya 1000 tahun), Wamaa huwa
bimuzahzikhihin minal’azabi an yu ammar (Pada hal tidaklah dia selamatkan diri
azab dengan panjangnya usia), wallohu bashirun bimaa ya’maluun (Dan Allah Yang
Maha Tahu dengan apa-apa yang mereka kerjakan)”
Friday, December 18, 2015
PELAYANAN PRIMER SINDROM KARPAL TUNEL/SKT (CARPAL TUNNEL SINDROME/CTS)
PENDAHULUAN
Sindrom karpal tunel (SKT) adalah gejala
neuropati saraf medianus akibat adanya penekanan di daerah pergelangan tangan
sisi palmer. Penekanan tersebut akibat adanya peningkatan tekanan di dalam
tunel sehingga fungsi saraf medianus berkurang (fig.1). Adapun saraf medianus
berasal dari akar/root C6. C7 dan T1 dengan serabut saraf sensoris menginervasi
ibu jari (1), jari telunjuk (2), jari tengah (3) sisi palmer dan separoh jari
manis (4) sisi palmer dengan sisi dorsal dari ujung jari-jari tersebut.
Fig. 1 Anatomi saraf medianus yang berada dalam
tunel karpal yang berbentuk oval bersama-sama dengan tendondon fleksor sublimis
dan profunda. Saraf medianus berada di radial dan superfisial dalam tunel
tersebut
Monday, December 14, 2015
PELAYANAN PRIMER FRAKTUR TERBUKA
A.
PENDAHULUAN
1. Batasan (definisi)
Fraktur terbuka (open fractures) adalah diskontinuitas
struktur tulang yang berhubungan dengan dunia luar (external environment) akibat kerusakkan jaringan lunak dan kulit
penutup tulang yang mengalami lesi tersebut.Oleh karena itu, fraktur terbuka
rentan infeksi.
2.
EPIDEMIOLOGI
Insidensi fraktur terbuka di UK
36.0 per 100.000 populasi (2002 – 2004) dengan didominasi oleh pria, tapi
diatas umur 55 tahun didominasi oleh wanita.Berdasarkan RISKESDAS (riset
kesehatan dasar) di Indonesia 2013 dengan hasil fraktur terbuka 5.8% dari
seluruh kasus di Rumah Sakit. Penyebab kecelakaan lalu lintas adalah terbanyak
(42.8%) dari seluruh fraktur terbuka yang didominasi oleh akibat kecelakaan sepeda motor (40.6%) dan
kemudian diikuti jatuh (40.9%).
ABILITY TO UNDERSTAND THE CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) ON ORTHOPAEDIC BOARD EXAMINATION
1.
The Candidate should be able to understand
carpal tunnel syndrome or definition (CTS):
Carpal
tunnel syndrome (CTS) is a symptomatic compression neuropathy of the median nerve
at the wrist area with characterized physiologically by the increasing of
pressure within the carpal tunnel and decreased function of the median nerve.
Tuesday, December 8, 2015
SCENARIO OR CLINICAL SIGNS OR INVESTIGATION FINDING OF ORTHOPAEDIC AND TRAUMATOLOGIC EXAMINATION
WHAT IS THE CLINICAL
FEATURES PROBLEM?
A feature of clinical
problem is the issue related to the context of clinical medicine and it is more
a tool. The summary of clinical feature problem is one or some trigger clinical
signs for discussion between the Candidate and the Examiners. These triggers
are always relevant, interesting and provocative at the discussion in the
orthopaedic and traumatologic exam. The clinical problem could be documented in
writing, photos of clinical sign, audio or video tape.
Adequate discussion of
the trigger clinical features is important and there are a number of strategies
to ensure the objectives and transparent, valid and reliable marks achieved.
Therefore, the discussion of the key feature of clinical problem is a
fundamental aspect for the Candidate passing in orthopaedics and traumatologic
examination objectively. The discussion may be extended the basic medical and
clinical sciences questions by the Examiners (illustration 4).
Subscribe to:
Posts (Atom)